BAB I
PENDAHULUAN
v Tujuan dan Status
Tujuan Kerangka Konseptual:
a) Membantu
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dalam
pengembangan SAK baru dan dalam tinjauan atas SAK yang ada.
b) Membantu
DSAK IAI dalam mempromosikan harmonisasi peraturan, standar akuntansi, dan
prosedur yang berhubungan dengan penyajian laporan keuangan.
c) Membantu
DSAK IAI untuk mengembangkan standar lokal.
d) Membantu
penyusunan laporan keuangan dalam menerapkan SAK dan hal yang belum diatur
dalam PSAK.
e) Membantu
auditor untuk memberikan opini tentang apakah laporan keuangan telah sesuai
SAK.
f) Membantu
pengguna laporan keuangan untuk mengartikan informasi dalam laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan SAK.
g) Menyediakan
informasi kepada pihak yang tertarik dengan aktivitas DSAK IAI tentang
pendekatannya dalam penyusunan SAK.
Kerangka Konseptual bukan merupakan SAK
karenan tidak menjelaskan standar untuk pengukuran atau pengungkapan. Kerangka
Konseptual akan direvisi setiap waktu berdasarkan pengalaman DSAK IAI dalam
penggunaan Kerangka Konseptual tersebut.
v Ruang Lingkup
a) Tujuan
pelaporan keuangan;
b) Karakteristik
kualitatif informasi keuangan yang berguna;
c) Definisi,
pengakuan, dan pengukuran unsur yang membentuk laporan keuangan;
d) Konsep
modal dan pemeliharaan modal.
TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN SECARA UMUM
v Pendahuluan
Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi
keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor saat ini dan
investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor dalam membuat keputusan
tentang penyediaan sumber daya kepada entitas.
Keputusan investor saat ini dan investor potensial
tentang instrumen utang bergantung pada imbal hasil yang diharapkan dari
investasi. Keputusan pemberi pinjaman tentang penyediaan pinjaman bergantung
pada pembayaran pokok dan imbal hasil. Ekspetasi investor dan pemberi pinjaman
tentang imbal hasil bergantung pada penilaian jumlah, waktu, dan ketidakpastian
dari arus kas masuk neto masa depan ke entitas.
Laporan keuangan dengan tujuan umum tidak dibuat untuk
menunjukkan nilai entitas pelapor, tetapi menyediakan informasi untuk membantu
investor, investor potensial, pemberi pinjaman dalam mengestimasi nilai entitas
pelapor.
Manajemen entitas tidak perlu mengandalkan
laporan keuangan betujuan umum karena informasi keuangan yang dibutuhkan dapat
diperoleh secara internal.
INFORMASI
TENTANG SUMBER DAYA EKONOMIK ENTITAS PELAPOR, KLAIM TERHADAP ENTITAS, SERTA
PERUBAHAN SUMBER DAYA DAN KLAIM
Laporan keuangan juga menyediakan
informasi mengenai dampak dari transaksi dan peristiwa lainnya yang mengubah
sumber daya ekonomik dan klaim entitas.
Sumber Daya Ekonomik Dan Klaim
Informasi mengenai sifat dan jumlah sumber
daya ekonomik entitas daan klaim dapat membantu pengguna untuk mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan keuangan entitas pelapor. Jenis sumber daya yang berbeda
dapat mempengaruhi penilaian pengguna atas prospek untuk arus kas masa depan
dari entitas pelapor secara berbeda. Arus kas masa depan yang dihasilkan secara
langsung dari sumber daya ekonomik yaitu piutang.
Perubahan Sumber Daya Ekonomik dan
Klaim
Perubahan sumber daya ekonomik dan klaim entitas
pelapor dihasilkan dari kinerja keuangan entitas pelapor dan dari transaksi
lainnya seperti penerbitan instrumen utang atau instrumen ekuitas.
Informasi tentang kinerja keuangan
membantu pengguna untuk memahami imbal hasil yang dihasilkan dan imbal hasil
tersebut sebagai pertanggungjawaban manajemen dalam efesiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya ekonomik.
Kinerja Keuangan Terefleksikan oleh
Akuntansi Akrual
Akuntansi akrual menggambarkan dampak transaksi dan
peristiwa atas sumber daya ekonomik dan klaim entitas pelapor pada periode saat
dampak tersebut terjadi, meskipun penerimaan dan pembayaran kas terjadi di
periode yang berbeda.
Informasi mengenai kinerja keuangan selama
suatu periode dapat mengindikasikan sejauh mana peristiwa seperti perubahan
harga pasar atau suku bunga telah menambah atau mengurangi sumber daya ekonomik
dan klaim, sehingga mempengaruhi entitas untuk menghasilkan arus kas masuk
neto.
Kinerja keuangan terefleksikan oleh
arus kas masa lalu
Informasi mengenai arus kas entitas pelapor membantu
kita untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan arus kas masuk kedepan.
Ini menjelaskan bagaimana entitas pelapor mendapat dan menggunakan kas,
informasi pinjaman dan pembayaran utang.
Informasi tentang arus kas membantu untuk
memahami aktivitas operasi, evaluasi aktivitas pendanaan dan investasi, menilai
likuiditas dan solvabilitas.
Perubahan Sumber Daya
Ekonomik dan Klaim Yang Tidak Berasal Dari Kinerja Keuangan
Sumber daya ekonomi dan klaim entitas
pelapor dapat berubah karena alasan lain selain kinerja keuangan yaitu
penerbitan saham kepemilikan tambahan.
BAB 2
ENTITAS PELAPOR (untuk
ditambahkan)
BAB 3
KARAKTERISTIK KUALITATIF
INFORMASI KEUANGAN YANG BERGUNA
PENDAHULUAN
Karakteristik kualitatif
informasi keuangan berguna karena untuk menjelaskan jenis informasi yang
kemungkinan besar berguna untuk investor saat ini dan investor potensial,
pemberi pinjaman, serta kreditor untuk membuat keputusan tentang entitas
pelapor.
Kegunaan informasi keuangan dapat ditingkatkan jika
informasi tersebut:
1.
Keterbandingan (comparable)
Keterbandingan adalah karakteristik
kualitatif yang digunakan untuk menjelaskan dan memahami persamaan dan
perbedaan antar pos-pos. Keterbandingan bukan berarti seragam. Agar informasi
bisa dibandingkan, hal yang serupa harus terlihat serupa dan hal yang berbeda
harus terlihat berbeda.
2.
Keterverifikasian (verifiable)
Verifikasi membantu meyakinkan pengguna
bahwa informasi menggambarkan fenomena ekonomi yang tepat atau benar.
Verifikasi dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung. Verifikasi
langsung adalah proses verifikasi jumlah melalui pengamatan secara langsung,
contohnya perhitungan kas. Verifikasi tidak langsung adalah proses pemeriksaan
input pada suatu model, rumus dan penghitungan ulang dengan cara yang sama,
contohnya metode first in first out.
3.
Ketepatwaktuan (timely)
Tepat waktu adalah tersedianya informasi
bagi pembuat keputusan pada waktu yang tepat juga. Semakin lama informasi maka
semakin kurang berguna informasi tersebut.
4.
Keterpahaman (understandable)
Informasi
tersampaikan dengan paham jika pengklasifikasian, pengarakteristikan dan
penyajian informasi secara jelas dan ringkas.
Laporan keuangan dibuat untuk mereka yang memiliki pengetahuan memadai
tentang aktivitas bisnis. Bahkan mereka yang terinformasikan dengan baik dan
tekun perlu bantuan untuk memahami informasi tentang fenomena ekonomi yang kompleks.
KENDALA
BIAYA PELAPORAN KEUANGAN YANG BERGUNA
Pelaporan informasi
keuangan akan menimbulkan biaya, namun biaya tersebut dapan disesuaikan dengan
adanya manfaat dari pelaporan informasi tersebut.
Penyedia
informasi keuanga juga mengeluarkan biaya seperti untuk pengumpulan,
pemrosesan, pemverifikasian dan penyebarluasan informasi keuangan, tetapi
pengguna juga mengeluarkan biaya untuk penganalisaan dan penjelasan informasi
yang tersedi. Jika informasi tersebut tidak ada maka pengguna mengeluarkan
biaya tambahan untuk mendapatkan informasi tersebut dari sumber lain. Pelaporan
informasi yang relevan dan menjelaskan apa yang dijelaskan membantu pengguna
dalam membuat keputusan.
BAB
4
KERANGKA
DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (1994): PENGATURAN YANG TERSISA
ASUMSI DASAR
v Kelangsungan usaha
laporan
keuangan biasanya disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha entitas dan
kelanjutan usaha di masa depan. Untuk itu dapat diasumsikan bahwa entitas tidak
akan mengurangi skala usahanya secara material.
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Laporan
keuangan menggambarkan dampak situasi dari transaksi atau peristiwa yang
terjadi.
v POSISI KEUANGAN
Komponen yang berkaitan
langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah:
1. ASET
Aset
adalah sumber daya yang dimiliki dan dikuasai oleh entitas syariah dan manfaat
ekonomi yang akan diperoleh entitas. Penggunaan aset biasanya digunakan untuk
produksi barang atau jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna, dimana
pengguna bersedia membayar dengan memebrikan sumbanga pada arus kas.
Manfaat ekonomi dalam
bentuk aset didapat melalui beberapa cara, misalnya:
a) Digunakan
sendiri untuk memproduksi barang dan jasa yang diperjualbelikan.
b) Pertukana
dengan aset lain
c) Digunakan
untuk menyelesaikan Liabilitas
d) Dibagikan
kepada pemilik entitas.
Contoh
aset adalah aset tetap yang memiliki bentuk fisik dan non fisik ( paten dan hak
cipta), piutang dan properti, properti dari pemerintah untuk program
pertumbuhan ekonomi daerah,
Ada hubungan yang terjadinya antara
pengeluaran dan timbulnya aset. Jika entitas melakukan pengeluaran, bisa
diartikan bahwa entitas mengejar manfaat ekonomi tetapi bukan berarti barang
yang memenuhi definisi aset telah dimiliki. Misal tidak terjadi pengeluaran
tetapi bisa dimungkinkan ada aset yang dimiliki, contohnya barang yang
didonasikan kepada entitas dapat memenuhi definisi aset.
2. LIABILITAS
Liabilitas
atau kewajiban adalan utang yang timbul akibat kegiatan dimasa lalu yang
mengakibatkan arus kas keluar dari sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi.
Contohnya
yaitu ketika entitas ingin mengambil kembali produknya yang cacat meskipun masa
garansinya sudah lewat, nilai pengembalian yang diharapkan akan dibayar ini
disebut liabilitas.
Kewajiban
biasanya timbul akibat dari diserahkannya aset atau adanya perjanjian yang tidak
bisa dibatalkan dalam pembelian aset. Penyelesaian
kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti:
a) Pembayaran
kas
b) Penyerahan
aset lain
c) Pemberian
jasa
d) Penggantian
kewajiban tengan kewajiban lain
e) Kenversi
kewajiban dengan ekuitas
Kewajiban
juga dapat dihilangkan, contohnya kreditur yang membebaskan atau membatalkan
haknya.
Liabilitan juga timbul dari kegiatan atau
transaksi dimasa lalu, misalnya, membeli barang atau menggunakan jasa yang
menimbulkan utang usaha, penerimaan pinjaman yang menimbulkan kewajiban untuk
membayar kembali pinjaman tersebut.
3. EKUITAS
Ekuitas
adalah hak atas aset yang dimiliki entitas setelah dikurangi semuan liabilitas
dan dana syirkah temporer.
Jumlah
ekuitas yang ada di dalam laporan posisi keuangan bergantung pada pengukuran
aset dan liabilitas.
v Kinerja
Penghasilan bersih (laba)
digunakan sebagai tolak ukur kinerja untuk imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan
per saham (earning per share).
Penghasilan dan beban menjadi tolak ukur langsung yang saling berkaitan dengan
laba. Pengakuan dan pengukuran penghasilan, laba dan beban tergantung pada
konsep modal dan mepeliharaan modal.
· Penghasilan
(income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan (penambahan aset atau pengurangan liabilitas) yang bisa menaikan
ekuitas.
· Beban
( expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam
bentuk arus kas keluar (berkurangnya aset atau penambahan liabilitas) yang bisa
menurunkan ekuitas.
Penghasilan dan beban dapat
dimasukkan dalam laporan laba rugi dengan menyajikan informasi untuk
pengambilan keputusan ekonomi.
1.
Penghasilan
Penghasilan bisa dalam bentuk
pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gain). Pendapatan timbul dari
penjualan, penghasilan jasa (fee), bagi hasil, dividen, dan sewa. Keuntungan menggambarkan kenaikan
manfaat ekonomi, dan tidak jauh berbeda dengan pendapatan. Keuntungan bisa
timbul dari pengalihan aset lancar. Dalam laporan laba rugi, keuntungan dimasukkan
terpisah karena informasinya berguna untuk mengambil keputusan. Jenis aset yang yang dapat bertambah
karena penghasilan adalah kas, piutang, dan barang atau jasa yang diterima
sebagai pengganti barang atau jasa yang dipasok.
2.
Beban
Beban bisa muncul akibat kerugian
dalam kegiatan transaksi ataupun dalam kegiatan yang biasa dilakukan seperti
beban pokok penjualan, gaji dan penyusutan. Kerugian juga bisa muncul karena
bencana kebakaran ataupun banjir seperti pelepasan aset tidak lancar. Beban
juga bisa dalam bentuk kerugian yang belum dilakukan seperti pengaruh
peningkatan kurs valuta asing dalam hubungannya dengan pinjaman atas valuta
asing. Kerugian dalam laporan laba rugi
komprehensif disajikan secara terpisah informasi didalamnya digunakan untuk
tujuan pengambilan keputusan ekonomi. Kerugian dilaporkan dalam jumlah bersih
setelah dikurangi dengang penghasilan yang bersangkutan.
3.
Penyesuaian
Pemeliharaan Modal
Revaluasi atau penyajian kembali aset
dan liabilitas menimbulkan kenaikan atau penurunan ekuitas. Kenaikan dan
penurunan ini tidak dimasukkan kedalam laporan laba rugi, melainkan di pos
ekuitas sebagai penyesuaian pemeliharaan modal atau cadangan revaluasi.
PENGAKUAN
UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengakuan adalah
proses dimana suatu transaksi harus dicatat dalam jurnal jika sudah memenuhi
beberapa kriteria pengakuan dalam laporan posisi keuangan atau laporan laba
rugi komprehensif. Kesalahan dalam pengakuan tidak dapat diralat atau diubah
dengan kebijakan akuntansi ataupun dengan catatan atau materi penjelasan.
Pos-pos yang memenuhi
kriteria pengakuan adalah:
a) Kemungkinan
ada manfaat ekonomi dari pos yang akan
mengalir dari atau ke entitas.
b)
Adanya nilai atau biaya dalam pos yang
dapat diukur keandalannya.
Dalam
mengkaji apakah pos memenuhi kriteria diatas, perlu ditunjukkan aspek
materialitas yang sudah dibahas sebelumnya.
1.
Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan
Kriteria
pengakuan penghasilan dalam konsep probabilitas digunakan untuk mengetahui
tingkat ketidakpastian apakah manfaat ekonomi dimasa depan berkaitan dengan
pos. Pengkajian dilakukan atas dasar bukti yang tersedia saat penyusunan
laporan keuangan.
Misalnya
jika jumlah piutang banyak, maka kemungkinan ada yang tidak tertagih, dan
menyebabkan adanya beban (pengurangan manfaat ekonomi).
2. Keandalan
Pengukuran
Kriteria
pengakuan pos yang kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur
dengan tingkat keandalan tertentu (reliable).
3. Pengakuan
aset
Aset
diakui jika ada manfaat ekonominya dimasa depan dan aset tersebut mempunyai
nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak akan diakui jika
pengeluarannya tidak ada manfaat ekonominya yang masuk ke entitas setelah
periode akuntansi berjalan.
4. Pengakuan
liabilitas
Liabilitas
diakui jika pengeluaran atas sumber daya yang ada manfaat ekonomi dilakukan
untuk menyelesaikan kewajiban (obligation).
Kewajiban yang belum dilaksanakan oleh kedua pihak tidak bisa diakui sebagai
kewajiban dalam laporan keuangan.
5. Pengakuan
penghasilan
Penghasilan
diakui dalam laporan laba rugi jika ada kenaikan manfaat ekonomi dimasa depan
yang berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan liabilitas. Contohnya
kenaikan aset bersih yang timbul atas penjualan barang atau jasa atau penurunan
liabilitas karena pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar.
6. Pengakuan
beban
Beban
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif jika ada penurunan manfaat ekonomi
yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan liabilitas yang terjadi.
Misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aset tetap. Beban
juga diakui saat muncul liabilitas tanpa adanya pengakuan aset, seperti
liabilitas akibat garansi produk.
PENGUKURAN
UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
Pengukuran adalah proses
penetapan jumlah uang jumlah moneter ketika unsur-unsur laporan keuangan akan
diakui dan dicatat dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Dasar
pengukuran tersebut yaitu:
a) Biaya
historis
ð Aset
dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan yang diberikan untuk mendapatkan aset pada saat perolehan. Liabilitas
dicatat sebesar sejumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban, yang
dibayar untuk liabilitas dalam pelaksanaan usaha yang normal.
b) Biaya
kini (current cost)
ð Aset
dicatat sebesar jumlah kas yang seharusnya dibayar ketika aset yang sama
diperoleh sekarang. Liabilitas dinyatakan dalan jumlah kas yang tidak
didiskontokan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini.
c) Nilai
realisasi / penyelesaian (realisable/settlement
value)
ð Aset
dinyatakan dalam jumlah kas yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset
dalam pelepasan normal. Liabilitas dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu
jumlah kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk
memenuhi liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
d) Nilai
kini (present value)
ð Aset
dicatat sebesar arus kas masuk dimasa depan yang didiskontokan ke nilai
sekarang dari pos yang di harapkan dapat memberikan hasil. Liabilitas dicatat
sebesar arus kas keluar dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang
diharapakan dapat menyelesaikan liabilitas usaha.
KONSEP MODAL DAN PEMELIHARAAN MODAL
v Konsep Modal
Menurut konsep
modal keuangan (uang atau daya beli) yang diinvestasikan, modal disamakan
dengan aset neto atau ekuitas entitas. Menurut konsep modal fisik, modal
dipandang sebagai kapasitas produktif entitas, contohnya unit output per hari.
v Konsep Pemeliharaan Modal Dan
Penetapan Laba
Dua konsep pemeliharaan modal:
1.
Pemeliharaan modal keuangan.
Menurut
konsep ini, laba hanya diperoleh jika jumlah uang di akhir periode melebihi
jumlah uang di awal periode, setelah dikurangi distribusi dan kontribusi dari
pemilik selama suatu periode.
2.
Pemeliharaan modal fisik.
Menurut
konsep ini, laba hanya diperoleh jika kapasitas produksi fisik (kemampuan
usaha) entitas di akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik diawal
periode, setelah dikurangi distribusi dan konribusi dari para pemilik selama
suatu periode.
Perbedaan
pokok antara keduanya adalah perlakuan terhadap dampak perubahan harga aset dan
liabilitas entitas. Artinya entitas telah memelihara atau mempertahankan
modalnya jika modal yang dimilki di akhir sama dengan modal di awal periode.
Selisih lebih dari jumlah yang dipersyaratkan untuk memelihara modal pada awal
tahun adalah laba.
Menurut
konsep pemeliharaan modal keuangan yang menjelaskan modal dalam satuan moneter
nominal, laba merupakan kenaikan dalam modal uang nominak selama suatu periode.
Jadi kenaikan harga aset secara konvensional disebut keuntungan akibat
pemilikan (holding gains) atau secara
konseptual disebut laba. Menurut konsep pemeliharaan modal fisik yang
menjelaskan modal dalam kapasitas produktif fisik, laba menggambarkan kenaikan
modal.
Sumber:
Standar Akuntansi
Keuangan (SAK): KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN KEUANGAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar